Aku tak Mengenalmu . . .

Dua tahun, lima bulan dan empat belas hari kita bersama. Kebersamman yang tak pernah kulupakan.
Semua hal yang pernah kau alami juga pernah ku alami. Saat kau berdiri, aku juga berdiri. Saat kau tersenyum aku juga tersenyum. Saat kau menangis aku juga menangis. Kemanapun kita selalu bersama. Jika engaku di atas, aku akan ke atas. Jika engkau di bawah, aku akan ke bawah.
Saat pagi menjelang, kubawa diriku dengan langkah pasti menuju tempat yang indah. Kau sambut aku dengan senyum manismu. Senyum manis yang menentramkan hati. Indah sinar mata itu tak kan pernah ku lupakan.

Engkau adalah wanita yang hidup bersamaku, hidup dalam kenyataan akal bukan bayang-bayang semu. Engkau selalu berada di sampingku. Saat ku bersedih, engkau selalu menjadi penghibur. Saat ku terluka, engkau selalu menjadi obat mujarab yang menyembuhkan. Saat aku tertawa, engkau selalu tertawa bersamaku di sampingku.
Aku berusaha mengenalmu, enkau selalu ada disampingku. Aku pikir kau adalah ibuku, namun ternyata engkau adalah ibu dari anak-anakkua. Aku pikir engkau adalah saudara perempuanku, tapi kau bukan sekedar saudara bagiku. Aku menganggapmu sebagai adik, namun engkau terlalu indah untuk menjadi adik bagiku.
Ketahuilah, aku adalah orang yang bodoh. Orang yang tak mengenal seseorang yang selama ini bersamaku. Aku tak mengenal engkau, wanita yang berharga. Aku terlalu angkuh sehingga tak mau mengenalmu. Maafkan aku yang tak mau mengenalmu.

“Cintaku bukanlah untukmu yang selalu ingin diperhatikan. Namun cintaku untukmu yang selalu memperhatikanku.”
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Read Comments

0 Response to "Aku tak Mengenalmu . . ."

Post a Comment